SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG - Semoga memetik manfaat dalam menikmati sajian secuil berita & hiburan pada blog ini. Saran, kritik & dukungannya dibutuhkan guna kebaikan kedepan yang berkelanjutan, Wassalam.

Rabu, 13 Februari 2013

Dialog Menantu dan Mertua sang Pensiunan



           Berawal dikesempatan mengantar mertua untuk turut mengambil uang pensiun pada awal bulan di salah satu Bank Swasta Nasional. Sementara lain halnya dengan orang tua sendiri yang mengambil uang pensiun di Bank Pemerintah. Di Bank Pemerintah pelayanan atas seorang pensiunan dengan nasabah lainnya diperlakukan sama, karena mereka mengedepankan pelayanan yang tertib dan profesional, ini sangat baik dan patut dipertahankan. Tapi di Bank Swasta  Nasional ini, perbedaanya   para pensiunan sangat dimanjakan sekali; mereka bisa tidur-tiduran, duduk angkat kaki,  reunian dengan sesama pensiunan, dapat snack (roti) dan minuman teh atau kopi hangat. Ini benar-benar Pelayanan sekaligus pengalaman Beda Luar Biasa.

            Rasa kagum dan terkejut kembali terasa, saat memasuki gedung kantor Bank Swasta Nasional yang katanya telah eksis lebih dari 50 tahun beroperasi. Tercium aroma bau cat tembok dan dinginnya AC (air conditioner) cukup terasa di kulit tubuh kami berdua. Tidak terasa dalam hitungan menit jumlah nasabah pensiunan yang rata-rata berusia 60-70an sudah memadati ruang tunggu nasabah, aroma bau cat berubah menjadi aroma keringat dan minyak angin, AC tidak lagi terasa dingin, mungkin karena jumlah nasabah yang begitu banyak, maka kami berinisiatif keluar gedung sejenak menghirup udara segar, karena kebetulan nomor urut dipapan teller masih menunjukan nomor 152 sementara nomor kami 189. 
           
            Memang terasa perbedaannya saat saya mengantarkan beberapa tahun yang lalu. Dari gedungnya, pelayanan SATPAM, karyawanya juga begitu ramah dan kental suasana kekeluargaan dan terkesan profesional secara menyeluruh. 
“bagus kantornya ya Pak, baru direnovasi ya?” Tanya saya memulai pembicaraan.
“Iya...inikan dibangun oleh uang pensiuanan kita-kita, hehehe...” jawab mertua sambil mengeluarkan rokok kreteknya.
“Tapi di Bank ini bapak suka, karena banyak ketemu teman-teman, ada penyuluhan kesehatan, periksa dokter plus obat gratis, ada juga penyuluhan wirausaha...pokoknya komplit dan kita sebagai pensiunan benar-benar dimanjakan dan dihargai oleh Bank ini”.
“oh ya, baguslah”, sambil ngipas-ngipas dengan tangan kosong si menantu mengiyakan.

            Dialog mantu dan mertua terus berlanjut, sambil mengisi kekosongan tuk sejenak menghisap rokok kretek sambil minum kopi gratis, kami menunggu antrian di luar gedung.
“Oia bapak di militer dulu dikesatuan apa ?” tanya menantu. 
“Kesatuan zeni, pasukan teknis militer. Satuan Zeni AD dapat diklasifikasikan sebagai satuan bantuan tempur dan satuan bantuan administrasi, baik di medan tempur maupun pangkalan. Bisa juga kita membuat jembatan,  memperbaiki bangunan dan banyak lagilah”. Jawabnya terburu-buru.
“Kalau membangun gedung seperti Bank ini, bisa pak?” Menantu kembali bertanya.
“hemm..(sekilas merenung) bisalah!, kita dimiliter itu ahli-ahli, trampil untuk urusan peralatan dan komunikasi. Soal bangunan?! apalagi bahan dan alat-alatnya sekarang sudah sangat mendukung”.tampak semangat mertua bicara.
“Berarti bisa dong, mereka-reka berapa besar biaya renovasi gedung ini?”dengan penasaran menantu terus bertanya.
Sang Mertua diam sejenak, lalu berjalan menghampiri tukang/pekerja proyek, beliau nampak bicara serius dengan beberapa tukang beserta mandor (pengawas) proyek tersebut.

            Nomor seratus delapan puluh tiga, loket tiga!, terdengar cukup jelas, kami spontan masuk kedalam dan memutus pembicaraan karena panggilan antriannya telah disebut. Selesai transaksi pembayaran uang pensiun, saya berbasa-basi meminta cindera mata akhir tahun “kalender 2013” pada petugas teller.
“mba'..! minta Kalender 2013 dong...?”.
“Wah..! ga ada Mas, kita tidak cetak kalender lagi sekarang”. Jawab si teller dengan ramah.
“oh gitu!? kata menantu singkat.
“Sudahlah...”, sela Mertua. “Mungkin biaya cetak kalender sudah habis, dipakai buat renovasi gedung yang menurut bapak lumayan besar biayanya, kalender kan untuk dibagi-bagi, jadi ya sulit buat mereka mungkin, tapi kalau tambah kurang apalagi kali-kalian mereka pasti cerdas berhitung”. Spontan pula kami tertawa kecil berbarengan...hehehehehe..” dalam hati, tidak hanya di pemerintahan, di swasta, sama aja kalau gitu dong?!.
      

Minggu, 03 Februari 2013

NARKOBA & KORUPSI bagai Api dengan Asap.




Paskah Reformasi Mei 1998, permasalahan NARKOBA & KORUPSI tidak pernah kunjung sirna dalam kehidupan masyarakat kita, bagai Api dengan Asap ; tidak dapat terpisahkan. Harapan menciptakan Indonesia Baru ternyata sebatas mimpi di siang hari bolong.     
Pengertian “narkoba “ adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya dan Napza adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya, bisa membuat seseorang berhalusinasi juga tak sadarkan diri  alias "beler" atau fly,  lebih mengarah ke obat yang membuat penggunanya kecanduan.
Pengertian “ korupsi “ lebih ditekankan pada pembuatan yang merugikan kepentingan publik atau masyarakat luas atau kepentingan pribadi atau golongan.
NARKOBA & KORUPSI Suatu perbuatan tercela dimata masyarakat yang sangat  dilarang keras oleh semua Agama tapi manusia selalu ada untuk  mendekatinya, mencicipi ke-NIKMAT-an duniawi dari hal tersebut diatas. 
NARKOBA menjadi pilihan sesaat kadang pilihan hidupnya (kecanduan) karena memang sangat menenangkan  bahkan bisa menggairahkan hidup untuk melakukan suatu aktivitas. Hal ini semua berdasarkan pengakuan mereka-mereka yang sempat terjerumus Narkoba yang akhirnya menyadari kalau pilihan tersebut salah besar dan sangat membahayakan dirinya.
Yayasan Kesatuan Peduli Masyarakat (Kelima) DKI Jakarta mengemukakan, jumlah pengguna narkotika dan obat terlarang di Indonesia pada 2012 ini sekitar 5 juta orang. Bayangkan bila 1 (satu) orang membelanjakan uangnya Rp. 100.000.-/hari X 30 hari : Rp. 3.000.000.- /bulan. Setahun : Rp. 36.000.000 X 5 jt orang : Rp. 180.000.000.000.000.- (seratus delapan puluh trilun rupiah) sebuah bisnis yang sangat menggiurkan.
KORUPSI menjadi pilihan sekalipun secara ekonomi mereka sudah berkecupan, karena memang kesempatan ini selau terbuka, gilanya hal ini dilakukan berjamaah. Ketegasan, kesadaran dan kontrol yang lemah, dari kalangan terendah seperti ; pungli tilang oleh oknum aparat dengan cara damai, restribusi dipasar-pasar dan sejenisnya, biaya pengurusan untuk hal-hal kebutuhan pribadi di hampir setiap departemen pemerintah seperti; pembuatan KTP, paspor, sertipikat tanah dan banyak lagi. Di kalangan atas; pendanaan/tender proyek-proyek pemerintah dan lainnya. Kewibawaan hukum dan ketegasan aparat dalam memberantas korupsi terkadang setengah hati ; hukuman yang diharapkan dapat membuat jera pelaku tidak pernah efektif. Aparatpun kurang jeli atau apalah sebabnya yang mengakibatkan si pelaku menjadi ringan hukumannya bahkan bisa bebas.
 Dari data Indonesia Corruption Watch (ICW) sepanjang tahun 2011, sebanyak 436 kasus korupsi telah diproses dengan jumlah tersangka 1.053 orang, kerugian negara mencapai  535,7 miliar rupiah. Mungkin angka kerugian Negara akibat  korupsi lebih dasyat dibanding narkoba, Ini yang  melalui proses  hukum namun korupsi yang dilakukan kalangan terendah tidaklah/sulit terdata, belum lagi pelaku yang lolos dari jeratan hukum.
Perbedaannya: Narkoba, bagi pelaku atau korban hanya akan berdampak/merugikan langsung dirinya sendiri., sedangkan Korupsi, bagi pelaku akan langsung memperkaya dirinya dan berdampak pada si korban adalah Masyarakat, Bangsa dan Negara ini. Persamaannya; Keduanya sangat mempengaruhi mental dan pola pikir generasi muda dalam menentukan arah berkehidupan.
Dasar Undang-undang? ada., aparat penegak hukum ? mumpuni  kita punya, para pemuka Agama, tokoh masyarakat tidak henti-hentinya memberi  nasehat, juga contoh akibat dari pelaku tersebut jelas terlihat; memalukan/dicibir dilingkungan sosial sekaligus merugikan diri, keluarga, Bangsa dan Negara.
Mungkinkah diperlukan amandemen  Undang-undang Narkoba dan Korupsi? Menjadikan teringan adalah hukuman seumur hidup dan terberat adalah hukuman mati?. Sepertinya “Bagai Pungguk Merindukan Bulan”, bila berharap NARKOBA & KORUPSI lenyap dari pangkuan Ibu Pertiwi.