Amerika itu BIANG KEROK!!! dialah yang sebenar-benarnya TERORIS, Ambisi
Amerika ingin menjadi Polisi Dunia telah Gagal, karena frustasi maka jadilah
Penjahat Dunia, dengan segala kemampuan yang dimiliki; keuangan, teknologi
& kecerdasannya dalam pergaulannya di kancah Internasional ingin mengontrol
dunia khususnya TIMTENG (Timur Tengah adalah sumber alam/bahan bakar bagi
perekonomian & militernya), yang kini mulai menjarah Asia Tenggara lewat
jemari Singapura.
Terbukti mantan Menlu AS Hillary Clinton membuat pernyataan yang
mengejutkan dunia. Tuhan Maha Tahu akan segala niat buruk manusia, lewat mantan
pejabatnya (mantan Menlu) juga mantan isteri orang nomor satu (isteri Presiden
Bill Clinton), Hillary mengakui, "gerakan Islamic State of Iraq and Suriah
(ISIS) merupakan gerakan buatan AS guna memecah belah dan membuat Timur Tengah
senantiasa bergolak".
Pernyataan Hillary
tersebut, selain disiarkan berbagai media massa barat juga dilansir harian
Mesir, Elmihwar. Rabu (6/8) lalu harian itu menuliskan bahwa Hillary
menyatakan hal itu dalam buku terbarunya, “Hard Choice”.
Mantan Menlu di
kabinet Obama masa jabatan pertama itu itu mengaku, pemerintah AS dan
negara-negara barat sengaja membentuk organisasi ISIS demi memecah belah Timur
Tengah (Timteng). Hillary mengatakan gerakan ISIS sepakat dibentuk dan
diumumkan pada 5 Juni 2013. “Kami telah mengunjungi 112 negara sedunia. Lalu
kami bersama-sama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah Negara Islam(Islamic
State/IS) saat pengumuman tersebut,” tulis Hillary.
Dalam buku
tersebut juga diuraikan bahwa ‘negara Islam’itu awalnya akan didirikan di
Sinai, Mesir, sesuai revolusi yang bergolak di beberapa negara Timur Tengah.
Semua, kata dia, berantakan saat kudeta yang digerakkan militer meletus di
Mesir. “Kami memasuki Irak, Libya dan Suriah, dan semua berjalan sangat baik.
Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir. Itu membuat segala
rencana berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan presiden AS,
BillClinton, itu.
Hillary
menambahkan, pihak barat sempat berpikir untuk menggunakan kekuatan.
Persoalannya, Mesir bukanlah Suriah atau Libya, karena militer negara itu
tergolong kuat. Selain itu, warga Mesir cenderung tidak pernah meninggalkan
militer mereka. “Jadi, jika kami gunakan kekuatan melawan Mesir, kami akan
rugi. Tapi jika kami tinggalka, kami pun rugi,” tulis dia.