MERAH. Hati merah membara dalam penindasan kekuasaan kolonial/penjajah, marah dan ingin melawan dalam pencapaian kemerdekaan, saat mendengar, melihat dan merasakan semua keganjilan dalam kenyataan hidup sekitar yang penuh dengan ambisi penjajah saat itu...jangankan merasakan nikmat hidup, bicara atas kebebasan saja terbelenggu kekuasaan penjajah..waktu itu kita sudah mulai diadu domba sesama anak bangsa, kitapun turut dijajah anak bangsa sendiri lewat kepanjangan kaki tangan para Demang juga Jawara-jawara (jagoan) berserta antek-anteknya. Dikalangan rakyat kecil kita saling bunuh sementara kalangan atas (ningrat) dininabobokan oleh penjajah, jadi tidak mustahil bangsa ini awet selama kurang lebih 350 tahun dijajah Belanda.
PUTIH, dikala lutut bertekuk, kedua tangan nan lemah bersandar di tanah dan kepala sujud pasrah mencium Bumi sebagai ekspresi kepasraan pada pemilik jiwa raga ini...Sang Maha Kuasa...ALLAH SWT. Kita merintis untuk kebebasan bagi kesejahteraan diri dan sekitar, perlawanan dimulai dalam rangka menjemput kemerdekaan. Dari ujung Sabang sampai Merauke kita melakukan perlawanan.
HITAM. telah menjadi kecintaan sebagian orang-orang dalam menghalalkan segala cara bagi pemuas Napsunya sesaat, lupa akan diri, lupa asal muasal yang kelak kita akan kembali disisinya selamanya Pada-NYA.
ABU-ABU, menjadi pilihan terbaik bagi mereka yang membutuhkan Citra Baik atas penilaian banyak orang, manusia lebih menyukai akan hal ini karena cenderung tidak beresiko dalam pencapaian Nikmat hidup di Dunia., senantiasa mengabaikan bahkan Lupa bahwa Penge-LIHAT-an Sang Maha Kuasa mengalir didarah Urat Nadi kita.
BERSATULAH dalam KEBHINEKAAN..karena KEBHINEKAAN adalah Pelangi di Pagi Hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar