SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG - Semoga memetik manfaat dalam menikmati sajian secuil berita & hiburan pada blog ini. Saran, kritik & dukungannya dibutuhkan guna kebaikan kedepan yang berkelanjutan, Wassalam.

Rabu, 09 Juli 2014

QUICK COUNT & KLAIM KEMENANGAN PILPRES 2014



Dalam hitungan menit hasil Quick Count pada PILPRES 2014 langsung tersaji dilayar televisi, rakyat berharap calonnya memenangkan PILPRES dan tentunya yang lebih sangat berharap menang adalah dari kubu sang CAPRES/CAWAPRES kedua kubu. Tanpa ragu penuh keyakinan sang CAPRES/CAWAPRES menyambut kemenangannya dengan sorak sorai bersama Tim Sukses (TIMSES) plus sambutan sang kandidat, uniknya dengan uraian air mata terkesan penuh rasa syukur seolah kemenangan telah diraih dengan Jujur & Adil (JURDIL). Pada kubu yang satupun demikian, dengan orasi penuh ketegasan menyatakan kemenangannya sekalipun tanpa uraian air mata. Anehnya mereka berkiblat pada Quick Count? Sekalipun dapat dijadikan pembenaran namun kondisi PILPRES 2014 saat ini sepertinya setiap lembaga survey memiliki kepentingannya masing-masing, kenapa? Karena hasilnya berbeda. Hal ini jelas membingungkan, karena memang baru terjadi sejak saya mengikuti PEMILU langsung Presiden & Wakil Presiden.

Sebagai negarawan sejati sepantasnya kedua kubu memberikan statement (pernyataan) yang menyejukan bagi rakyat kebanyakan, dengan menyajikan berita pembelajaran demokrasi yang Santun, Legowo, Baik, Benar, Jujur & Adil bagi Kebesaran & Kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selang beberapa jam kemudian Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan arahan lewat konferensi pers pada media masa elektronik dan cetak, kemudian disusul dengan pernyataan resmi MENKOPOLHUKAM Bapak Djoko Suyanto., yang intinya; “..meminta dua belah pihak menunggu hasil penghitungan resmi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum..". maka hanya Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berwenang menetapkan hasil resmi PILPRES yang bisa dirujuk dan dijadikan pedoman, pada tanggal 22 Juli 2014".



Indepedensi Lembaga Survey (quick count) patut dipertanyakan, apakah kedepan sepertinya perlu dibuat peraturan ataupun undang undang tentang lembaga survey (quick count) di Indonesia?

Rakyat menerima kekalahan namun partai politik mengklaim kemenangan, rakyat menerima keikhlasan namun partai politik merasa keadilan (kemenangan) telah berpihak padanya, sementara kekalahan dianggap karena kecurangan, BAHAYA! ujung-ujungnya rakyatlah yang dijadikan korban oleh pertikaian kedua kubu. APAKAH ini bukti politik adu domba peninggalan kolonial Belanda oleh politikus kita tetap dipelihara??? Mari kita bersatu demi makmur & sejahteranya bangsa ini dengan menunggu hasil PILPRES yang kelak akan diumumkan KPU. Pilihan boleh berbeda tapi Persatuan & Kesatuan NKRI adalah HARGA MATI. BRAVO DEMOKRASI PANCASILA…MERDEKA!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar