Pendidikan merupakan bagian dari insfrastruktur kebutuhan dasar masyarakat : menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Ayunan langkah pembangunan diupayakan senada dengan tuntutan zaman. Perkembangan/perubahan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?, apabila ;
- Lembaga pendidikan menjadikan misi & visi sebagai formalitas.,
- Pendidik sekedar mengajar ketimbang menganggur alias tanpa bakat (kesadaran moral) & kemampuan (kompentensi).,
- Anak didik belajar sekedar (bermalas-malasan) hanya mengejar selembar sertipikat/ijasah.
Pembangunan fisik terkesan baik, tetapi bila moral bangsa
amburadul, tidak mustahil berdampak pada semua bidang, yakni POLEKSOSBUD
(politik, ekonomi, sosial & budaya) negeri ini, karena tiap orang
akan korupsi, pelecehan seksual, asusila dimana-mana, politik kotor
& budaya malu tidak lagi menjadi tabu. Sehingga lambat laun akan
datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur, naudzubillah min
dzalik. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan
salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini. Pendidikan
harus mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang akan
dihadapi sekarang dan masa akan datang. Menjadi pahlawan pembaharuan dan perubahan dengan cara memberdayakan sumber-sumber
pendidikan secara optimal melalui pembelajaran yang cerdas, tepat dan kondusif. Maka peran pendidik (kualitas tenaga pengajar) harus benar-benar disiapkan secara ;
- niat (keinginan/ketulusan hati)
- attitude (tabiat/karakter).,
- attitude (tabiat/karakter).,
- skill individu (sepesialisasi ilmu).,
- moralitasnya (agama & kebangsaan), dan
- kepedulian yang berkelanjutan bagi pencapaian kualitas pendidikan.
Tentunya diharapkan menghasilkan generasi bangsa/anak didik yang
cerdas, tangguh dan bermoral. Menjadi tugas pemerintahkah?, atau anak
bangsa?. Sekolah mahal berkualitas tanpa moral agama & kebangsaan
akan menjadikan karbitan. Sekolah murah mengabaikan kualitas menjadikan pintar diantara yang bodoh. Belajarlah & mengajar dengan
keikhlasan, memperbaiki atas kesalahan juga mengedepankan semangat
pembaharuan dan perubahan yang kreatif, lewat proses efektif dan
inovatif membangun.
Sekalipun masih banyak pekerjaan rumah kita bila melihat kelemahan dan kebobrokan moral yang oleh sebab dan atau dilakukan dalam lingkungan dunia pendidikan, namun kita dapat membuktikan bahwa kita BISA untuk melakukan yang terbaik, hasilnya dapat kita lihat dari banyaknya siswa-siswi kita berprestasi kelas Dunia, seperti juara Olimpiade Matematika, fisika, teknologi robot dan banyak lagi.
Selanjutnya diperlukan kerja gotong royong (bersinergi) berkesinambungan dengan melibatkan (kepedulian) semua elemen bangsa demi kejayaan Bangsa Negeri ini. Semoga bukan sekedar harapan...Amin.
Sekalipun masih banyak pekerjaan rumah kita bila melihat kelemahan dan kebobrokan moral yang oleh sebab dan atau dilakukan dalam lingkungan dunia pendidikan, namun kita dapat membuktikan bahwa kita BISA untuk melakukan yang terbaik, hasilnya dapat kita lihat dari banyaknya siswa-siswi kita berprestasi kelas Dunia, seperti juara Olimpiade Matematika, fisika, teknologi robot dan banyak lagi.
Selanjutnya diperlukan kerja gotong royong (bersinergi) berkesinambungan dengan melibatkan (kepedulian) semua elemen bangsa demi kejayaan Bangsa Negeri ini. Semoga bukan sekedar harapan...Amin.
05 Maret 2013 Rengasdengklok Pangkal Perjuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar