Dibelahan dunia manapun, ikhtiar/usaha
(mengais rezeki) hukumnya wajib, wajib bagi pemenuhan kebutuhan kelangsungan hidupnya,
baik sandang, pangan maupun papan. Namun biasa/wajar tiap manusia merasakan perbedaan
dalam mendapatkan apa yang menjadi pemenuhan atas keinginannya, itulah warna kehidupan
yang terlihat, dirasakan dan patut disyukuri.
Pada hakekatnya tiap makhluk
didunia ini tidak terkecuali Tumbuhan maupun Hewan senantiasa dipelihara
rezekinya oleh Tuhan Sang Maha Pengasih., perbedaannya hanyalah, kalau makhluk
manusia diwajibkan berusaha/ikhtiar dengan jalan Halal demi pemenuhan kebutuhan
lahir dan bathinnya, karena manusia diberikan Akal juga Nurani.
Dalam pemenuhan atas kebutuhan
tersebut beragam cara dilakukan manusia, ada manusia yang terkesan santai
(tanpa banting tulang berlumur keringat) namun dengan hasil rezeki yang berlebih,
sebaliknya ada manusia yang terkesan banting tulang berlumur keringat namun
dengan hasil yang segitu gitu saja alias tetap kembang kempis alias senin
kamis…miris memang, tapi itulah indahnya aroma kehidupan.
Akal, Nurani dan rasa Syukur
adalah kunci kesuksesan dalam menerima nikmat rezeki dari-NYA, dalam arti ;
karena ber-Akal maka kita mampu dan pasti bisa dalam meraih segala apa yang
menjadi kebutuhan diri. Bersama Nurani akan menguji kesabaran dan ketabahan hati,
bila apa yang kita upayakan atau mohonkan pada Sang Maha Kuasa hasilnya
tidaklah sesuai keinginan diri, selalu
pas-pasan bahkan seringkali kekurangan, maka bersama Syukur menjadikan kita
tetap semangat untuk terus berusaha menjalani hidup nan indah ini. Namun bila
segala rezeki yang didapat telah sesuai (tidak melanggar) Norma-norma kehidupan
sosial dan Agama, andai ternyata berlebih, maka tetaplah ber-syukur, implementasi
dari syukur yang dimaksud adalah Berbagi.
Ber-syukur-lah baik bagi si Kaya
maupun si Miskin, mudah-mudahan akan terjalin/menjadi sinergi (saling
membutuhkan dan percaya). Si Kaya dengan cara peduli juga berbagi bagi sesama, utamakan
tetangga atau kerabat terdekat, sebab bila telah sukses dan Kaya tidaklah harus
hidup mewah demi menjaga gengsi, karena kitapun tidak tahu, andai/bisa saja ada
rezeki orang lain yang mungkin harus kita sampaikan dengan cara berbagi ; infaq
dan sedekah. Bagi si Miskin tetaplah
semangat dengan kepala tegap hati ikhlas, percaya diri, senantiasa selalu berpikir
positif. Yakinilah berbagi tetap bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti ;
berbagi senyum, nasehat, ringan tangan dan banyak lagi yang bisa dilakukan,
maka si Miskin akan menjadikan lebih mulia dimata-NYA…Semoga…Amin!
Yang menjadikan luar biasa hidup
itu indah, adalah bila dapat dilakukan bersamaan/keduanya, mungkinkah ? (sepertinya bagai terbang kebulan naik kerbau); si Kaya yang penuh
kesederhanaan, murah hati dengan berbagi rezeki sambil menebar senyum,
sementara si Miskin dengan tatapan penuh optimisme, tetap semangat, tak luput berzakat, senantiasa
berinfaq juga sedekah walau hanya sepeser. Tuhan tidak melihat jumlah (materi) dari
yang kita keluarkan tapi keikhlasan yang kita berikan.
Tuhan tidaklah memberikan apa
yang kita inginkan, tapi akan memberikan apa yang kita butuhkan. Jalanilah hidup ini bersama ikhlas yang telah
ditentukan/digariskan baik oleh manusia itu sendiri maupun oleh Sang Maha Pencipta.
Hadapilah Malam dengan Ikhlas, Sambutlah Pagi dengan Ikhtiar. SEMANGAT!!!
Rengasdengklok, 14 April
2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar