“Belajar (membaca) di Usia Dini bagai menulis (mengukir) diatas Batu, belajar
di Usia Tua bagai Menulis diatas Air”.
Belajar identik dengan Membaca, Membaca adalah Buku, Buku
adalah lembaran kertas atau bisa juga barang berupa lembaran pelepah bambu, daun
lontar, dll., yang berisi tulisan, gambar atau kosong yang terjilid. Membaca buku
adalah cara atau awal kita mengenal banyak sisi kehidupan diluar sana. Dengan
membaca kita dapat pula melihat keindahan tutur kata lewat tulisannya.
Dunia moderen sekarang membaca memang tidak lagi identik
dengan buku karena gaya hidup manusia sudah berorientasi pada internet atau
dunia maya (cyberspace).
Pengenalan baca tulis tetap diawali dengan cara lewat buku
tulis. Membaca buku kertas atau lewat internet tidak masalah sepanjang kita
dapat memilah bacaan yang baik dan benar khususnya bagi anak-anak kita juga
generasi muda bangsa ini.
Kesimpulan sederhana membaca adalah; memahami isi (maksud & tujuan tulisan),
ide atau gagasan secara tertulis/tersurat maupun tersirat pada bahan bacaan. Pemahaman
atas bacaan menjadikan peningkatan kualitas bagi diri, yang dapat diukur dengan
rutinitas kegiatan membaca, bukan perilaku atau gaya saat membacanya.
Jadikanlah membaca sebagai salah satu kebutuhan dikehidupan
kita yang sudah padat aktifitas; seperti membaca di waktu perjalanan/berkendaraan,
bagi yang sedang mengemudi dapat sambil mendengar informasi yang manfaat lewat
radio itupun sama artinya membaca dengan cara mendengar, mensiasati waktu
sedikit saat istirahat (dirumah atau dimana saja), apakah itu waktu rekreasi
dan hiburan, atau sebagai suatu keharusan untuk studi dan penelitian. Di luar
itu, membaca juga memiliki manfaat hebat bagi kesehatan dan kesejahteraan lahir
dan bathin secara keseluruhan seperti; meningkatkan kosakata, disiplin dan percaya
diri, lebih fokus, terhindar stress karena dapat menjadikan rileks, meningkatkan
mood, motivasi, kreatif, imajinasi positif dan banyak lagi manfaat lainnya.
Satu hal yang terpenting, tularkan/kenalkan kebiasaan
membaca yang benar pada anak dengan cara membaca buku, Koran atau majalah langganan/kesukaan
juga saat membaca kitab suci, didekatnya dan ajaklah/rangsang untuk turut serta
membaca. Pengenalan bacaan berawal dengan bacaan yang didalamya termuat gambar
berwarna, untuk usia balita (batas usia 3-5 tahun) yang biasanya suka akan
warna. Tapi Ingat!!! Jangan dipaksakan
untuk melulu membaca di usia 0-3 tahun, ini adalah usia tumbuh dimana anak
butuh perhatian ekstra lahir bathin orang tua juga pemenuhan asupan gizi dan
protein yang seimbang bagi pertumbuhan dirinya. Setelah memasuki usia anak-anak/sekolah
(6-12 tahun) masa dimana kita harus cerdas, cermat dan hati-hati mengontrol,
menyajikan bacaan anak, karena usia sekolah rasa keingintahuan sangatlah besar
dan inovasi anak tumbuh kembang berbarengan dengan lingkungannya. Diusia
transisi (batas usia 13-16 tahun) ini masa penentuan dimana anak telah merasakan
kedewasaannya secara alami, jati diri mulai terpaku, kitapun tidak bisa lagi
mengontrol secara ketat lewat rutinitas, kebebasan kreasi dan ekspresi telah menjadikan
bagian tidak terpisahkan. Lepas usia diatas 17 tahun, berkat bekal, pesan dan
pengawasan yang telah kita tanamkan sejak dini, mudah-mudahan si anak tumbuh
normal menjadi manusia dewasa yang cinta membaca, kelak menggapai cita cinta dengan
kemandirian pribadi dan ekonomi yang kokoh, bermartabat dan bermoral.
Hakikat atau Esensi membaca adalah pemahaman
dengan memilah manfaat yang dapat kita perbuat dan rasakan sendiri.
Referensi:
Wikipedia & sumber lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar