SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG - Semoga memetik manfaat dalam menikmati sajian secuil berita & hiburan pada blog ini. Saran, kritik & dukungannya dibutuhkan guna kebaikan kedepan yang berkelanjutan, Wassalam.

Minggu, 09 Juni 2013

Oh..Kereta ekonomi-KU



Sore cuaca mendung menyelimuti Kota Karawang, jam di handphoneku menunjukan waktu pukul 16:55 WIBB.
“Waduh! Uda waktunya siap-siap pulang nih..”, dalam hati sambil berlari kecil kembali masuk kantor.  Selesai merapikan file-file dan mematikan server computer PC, kembali teringat  keperluan rumah yang harus kubawa, seperti ; bekal makanan kucing kesayangan (cincangan kepala ayam), “sregg! Masuk sudah kedalam tas ransel.  

“Pulang dengan kereta itu lebih baik”, terlintas dalam pikiran yang spontan., karena jelas terhindar dari macet dan jalan berlubang plus banjir bila diguyur hujan, Karawang - Bekasi. Setibanya distasiun pukul 17:20 WIBB .
“berapa mas tiket ke Bekasi?”, tanyaku.
“dua ribu lima ratus”, jawab petugas loket acuh tak acuh.
“jam berapa berangkatnya ya?”, tanyaku kembali sekedar ingin tahu berbasa-basi.
“bentar lagi, setengah enam”, jawab petugas loket dengan ekspresi wajah lelah tanpa semangat.
Beginilah pelayanan yang dirasa, jauh dari keramah tamahan apalagi sikap pelayanan profesional, mungkin karena dipandang saya orang baru alias bukan pelanggan angkutan kereta, jelas tidak dikenali mereka, kumencoba berpikir positif saja untuk lebih rileks.

Tak terasa sudah 3 (tiga) batang rokok mild kuhisap sambil sesekali bercakap-cakap dengan calon penumpang lainnya yang nampaknya lebih dahulu datang sabar menunggu. Waktu telah menunjukan pukul 18:15 WIBB. Terbayang saat masa masih kuliah dahulu, pertama kali naik kereta di Stasiun Senen Jakarta dalam rangka liburan hari raya Idul Fitri pada pertengahan tahun 1985 dengan tujuan kota Yogyakarta. Sesak penumpang bagaikan ikan teri, kereta terlambat lebih dari dua jam, tapi begitulah kondisinya karena angkutan ini memang murah meriah, apalagi untuk ukuran saya seorang mahasiswa kala itu.

Setelah 28 tahun terlewatkan, keterlambatan kini terulang kembali. Kereta ekonomiku akhirnya datang juga tepat pukul 18:25 WIBB., “satu jam tiga puluh lima menit, wajarlah…toh belum sampai dua jam koq terlambatnya”, dalam hati menghibur diri.
“hup..! melompat ala prajurit memasuki gerbong kereta, saya mengambil posisi duduk dipinggir tidak didekat jendela, demi keamanan menghindari niat tangan-tangan jahil, seperti; lemparan batu kejendela, tukang copet yang biasanya berkelompok sementara kita duduk terpojok dekat jendela dijadikan target sasarannya.  

Asap rokok, suasana pengap, sesak penumpang berbaur dengan pedagang asongan; dari makanan minuman siap saji, accesoris handphone, minyak wangi, mainan anak-anak, kaca mata plus untuk membaca diperuntukan bagi orang separuh baya seumuran saya tak luput dijajakan mereka. Dan hal yang istimewa bagiku bila kita jalan-jalan di mall dibandingkan dengan naik kereta ekonomi, yakni; di mall kita harus berjalan menghampiri toko (pedagang), sementara di kereta pedagang menghampiri calon pembeli, “pembeli adalah Raja, tanpa disadari kita telah diperlakukan layaknya seorang Raja”.  Satu hal lagi yang menarik adalah, kutemukan adanya penumpang yang dengan nyenyak tertidur pulas tanpa terganggu oleh riuhnya suara karoke dari pengamen, ya..sulit rasanya membedakan mana pengamen dan pengemis karena mereka rata-rata mencari nafkah dengan jalan menjual suara.   

Tanpa dirasa mata ini berbinar terhanyut haru, sesekali bibirpun turut tersenyum letih sambil memandangi tiap sudut sisi kehidupan pelangi dalam gerbong kereta.     
“Oh..kereta ekonomiku, kau bagaikan pelangiku…penuh warna ceria , suka tanpa duka…?”.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar